What does Kitab Pengkhotbah in Indonesian mean?

What is the meaning of the word Kitab Pengkhotbah in Indonesian? The article explains the full meaning, pronunciation along with bilingual examples and instructions on how to use Kitab Pengkhotbah in Indonesian.

The word Kitab Pengkhotbah in Indonesian means Book of Ecclesiastes, Ecclesiastes, ecclesiastes. To learn more, please see the details below.

Listen to pronunciation

Meaning of the word Kitab Pengkhotbah

Book of Ecclesiastes

noun

Ecclesiastes

noun

ecclesiastes

See more examples

Sebagian amsal gubahan Salomo dilestarikan dalam Kitab Amsal dan Kitab Pengkhotbah.
Samaritans appear elsewhere in the Gospels and Book of Acts.
Penulis kitab Pengkhotbah mengutarakan masalah ini ketika ia menulis, ”Aku membenci segala usaha yang kulakukan . . . sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku.
The writer of Ecclesiastes mentioned this problem when he wrote: “I . . . hated all my hard work . . . that I would leave behind for the man who would come to be after me.
Dalam menjelaskan hal ini, penulis kitab Pengkhotbah yang terilham mengatakan, ”Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.” —Pengkhotbah 12:7.
Describing this outcome, the inspired writer of the book of Ecclesiastes explains: “Then the dust returns to the earth just as it happened to be and the spirit itself returns to the true God who gave it.”—Ecclesiastes 12:7.
Di antaranya terdapat komentarinya atas Kitab Zakharia, Kejadian 1-17, bagian dari Kitab Ayub dan bagian-bagian yang belum dapat dipastikan mengenai Kitab Pengkhotbah dan Mazmur 20-46.
These include his commentaries on Zechariah, Genesis 1-17, part of Job and parts (of uncertain authenticity) on Ecclesiastes and Psalms 20-46.
Bab terakhir dari Kitab Pengkhotbah sering dikutip menyebutkan hal ini: "Sebelum rantai perak dilepaskan, atau mangkuk emas hancur, atau cerek pecah di air mancur, atau kemudi patah di sumur."
The final chapter of the Book of Ecclesiastes is often cited in this respect: "Before the silver cord be loosed, or the golden bowl be broken, or the pitcher be shattered at the fountain, or the wheel be broken at the cistern."
Mereka juga memperdebatkan status Kitab Pengkhotbah dan Kidung Agung, dan menarik kesimpulan sebagaimana tradisi dari Rabi Simeon ben Azzai yang menyatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah Suci (Yadayim 3:5).
They also debated the status of Ecclesiastes and Song of Songs concluding like the tradition of Rabbi Simeon ben Azzai that they are Holy (Yadayim 3:5).
Timur-komunitas Yahudi tidak memiliki liturgi tradisi membaca kitab Pengkhotbah, dan tidak ada masyarakat liturgi pembacaan Kidung pada Paskah, meskipun singkat ekstrak dapat dibaca setelah pagi selama semester pertama Nisan.
Eastern Jewish communities have no liturgical tradition of reading Ecclesiastes, and there is no public liturgical reading of Song of Songs on Passover, though brief extracts may be read after the morning service during the first half of Nisan.
Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan, dan singkatnya kehidupan manusia (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan manusia dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha manusia).
From the earliest times, man made out a claim of dominance of humanity alongside radical pessimism because of the frailty and brevity of human life (in the Hebrew Bible, for example, dominion of man is promised in Genesis 1:28, but the author of Ecclesiastes bewails the vanity of all human effort).
11 Sebagai perbandingan dari kata penutup yang cocok dengan panjang bahan, perhatikan kata penutup yang singkat untuk seluruh kitab Pengkhotbah yang terdapat di Pengkhotbah 12:13, 14, dan bandingkan ini dengan Khotbah Yesus di Bukit dan kata penutupnya di Matius 7:24-27.
11 For a comparison of conclusions in proportion to the length of the body of material, notice the brief conclusion to the entire book of Ecclesiastes as found at Ecclesiastes 12:13, 14, and compare it with Jesus’ Sermon on the Mount and his conclusion at Matthew 7:24-27.
Seorang nabi dalam Kitab Mormon dan penulis dari beberapa khotbah dalam kitab 2 Nefi dan Yakub (2 Ne.
A prophet in the Book of Mormon and author of several sermons in the books of 2 Nephi and Jacob (2 Ne.
Kata Yunani yang Paulus gunakan untuk ”kesia-siaan” adalah kata yang juga digunakan dalam Septuaginta Yunani untuk menerjemahkan ungkapan yang Salomo gunakan berulang kali dalam kitab Pengkhotbah, seperti dalam pernyataan ”segala sesuatu adalah kesia-siaan!”—Pengkhotbah 1:2, 14; 2:11, 17; 3:19; 12:8.
The Greek word that Paul used for “futility” was the same one used in the Greek Septuagint to render the expression that Solomon used repeatedly in the book of Ecclesiastes, as in the expression “everything is vanity!” —Ecclesiastes 1:2, 14; 2:11, 17; 3:19; 12:8.
(Efesus 2:1-4; 5:15-20) Penulis yang terilham dari kitab Pengkhotbah merasa demikian, ”Aku memuji kesukaan, karena tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria. Itu yang menyertainya di dalam jerih payahnya seumur hidupnya yang diberikan Allah kepadanya di bawah matahari.”
(Ephesians 2:1-4; 5:15-20) The inspired writer of Ecclesiastes felt that way: “I myself commended rejoicing, because mankind have nothing better under the sun than to eat and drink and rejoice, and that it should accompany them in their hard work for the days of their life, which the true God has given them under the sun.”
Beberapa petikan yang paling digemari dari Alkitab ditemukan dalam Kitab Matius, termasuk Khotbah di Bukit dan banyak perumpamaan, ajaran, dan mukjizat Yesus Kristus.
Some of the most beloved passages of the Bible are found in the book of Matthew, including the Sermon on the Mount and many of the parables, teachings, and miracles of Jesus Christ.
Dan kemudian aku membaca sebuah ayat di dalam Kitab Suci di dalam Pengkhotbah dan firman itu berkata:
And then I read a scripture in Ecclesiastes and it said:
Yadaim 3:5 memberi perhatian atas suatu perdebatan mengenai Kitab Kidung Agung dan Pengkhotbah.
Yadaim 3:5 calls attention to a debate over Song of Songs and Ecclesiastes.
Dalam Kitab Mormon kita membaca khotbah Raja Benyamin.
In the Book of Mormon we read King Benjamin’s sermon.
Sri Paus juga meminta orientasi ulang dari ajaran dan pendidikan Katolik, dengan lebih banyak mendasarkan diri pada kitab suci dalam khotbah-khotbah dan petunjuk-petunjuk rohani.
The Pontiff also requests a reorientation of Catholic teaching and education, relying much more on sacred scriptures in sermons and religious instruction.
Para akademisi lainnya berpendapat bahwa pada saat Yosefus menuliskan hal tersebut, kitab-kitab seperti Ester dan Pengkhotbah belum dianggap kanonik.
Other scholars suggest that at the time Josephus wrote, such books as Esther and Ecclesiastes were not yet considered canonical.
Kitab Mormon mencatat: “Pengkhotbah tidak lebih baik daripada pendengar, tidak juga pengajar lebih baik sedikit pun daripada yang belajar; dan demikianlah mereka semuanya setara” (Alma 1:26; penekanan ditambahkan).
The Book of Mormon records: “The preacher was no better than the hearer, neither was the teacher any better than the learner; and thus they were all equal” (Alma 1:26; emphasis added).
(Pengkhotbah 4:6, Kitab Suci Komunitas Kristiani) Tanpa tidur yang cukup, kamu tidak bakal fit untuk beraktivitas!
(Ecclesiastes 4:6) Without proper sleep, your performance will nosedive!
Ia ”menaruh keabadian dalam hati kita”, kata Pengkhotbah 3:11. —Kitab Suci Komunitas Kristiani.
He “planted eternity in men’s hearts and minds,” says Ecclesiastes 3:11. —The Amplified Bible.
Selanjutnya adalah Kitab Mazmur, lalu Amsal, lalu Pengkhotbah, dan Kidung Agung.
The book covers the planning, execution and aftermath of what became known as The Great Escape.
(Pengkhotbah 4:6, Kitab Suci Komunitas Kristiani) Kalau kamu kurang tidur, kamu bakal lesu sewaktu beraktivitas!
(Ecclesiastes 4:6) Without proper sleep, your performance will nosedive!
Ia menyimpulkan bahwa segala yang dilakukan orang ”tak berarti dan mengejar angin”. —Pengkhotbah 2:17, Kitab Suci Komunitas Kristiani.
Everything people do, he concluded, is “emptiness and chasing the wind.” —Ecclesiastes 2:17, The New English Bible.
Beberapa manuskrip Kitab-Kitab Yunani Kristen adalah bahan khotbah, yaitu beberapa bagian Alkitab yang dipilih untuk dibacakan pada acara keagamaan.
Some manuscripts of the Christian Greek Scriptures are lectionaries, selected Bible readings for use at religious services.

Let's learn Indonesian

So now that you know more about the meaning of Kitab Pengkhotbah in Indonesian, you can learn how to use them through selected examples and how to read them. And remember to learn the related words that we suggest. Our website is constantly updating with new words and new examples so you can look up the meanings of other words you don't know in Indonesian.

Do you know about Indonesian

Indonesian is the official language of Indonesia. Indonesian is a standard Malay language that was officially identified with the declaration of independence of Indonesia in 1945. Malay and Indonesian are still quite similar. Indonesia is the fourth most populous country in the world. The majority of Indonesians speak fluent Indonesian, with a rate of almost 100%, thus making it one of the most widely spoken languages in the world.